Dalam beberapa hari terakhir, sosial media dihebohkan oleh kehadiran seorang remaja bernama Ibnu Mukti Wijaya. Penampilannya yang tinggi, sekitar 180 cm, dengan rambut panjang berwarna pirang dan kulit putih agak pucat, menarik perhatian banyak orang. Namun, yang membuatnya semakin menarik perhatian adalah keahliannya dalam berbicara bahasa Jawa yang halus. Meski fisiknya menyerupai orang Eropa, Ibnu mampu mengungkapkan dirinya dengan lancar dalam bahasa Jawa. Fenomena ini menimbulkan keheranan dan rasa penasaran di kalangan pengguna internet.
Asal Usul Darah Blasteran
Ketika ditanya oleh wartawan dari Tugu Jatim mengenai kemampuannya berbahasa Jawa, Ibnu mengaku memiliki darah blasteran Ambon-Belanda. Kakeknya adalah seorang yang berasal dari Ambon, sementara neneknya adalah orang Belanda. Ayah Ibnu sendiri berasal dari Makassar. Ibnu menjelaskan bahwa darah blasteran inilah yang memberinya kemampuan untuk berbahasa Jawa dengan begitu lancar. Dalam percakapan dengan Ibnu, dia menyebut kakeknya sebagai “kakek Indonesia, Ambon” dan neneknya sebagai “noni-noni Belanda pada jaman dulu.” Ibnu memanggil dirinya sendiri sebagai orang dengan keberagaman budaya dan akar yang kuat.
Viral Erling Haaland Versi Mojokerto
Belakangan ini, Ibnu menjadi viral di media sosial karena kemiripannya dengan pemain sepak bola ternama Erling Haaland. Selain itu, model rambut Ibnu juga sangat mirip dengan model rambut Haaland. Keberhasilan Ibnu mendapatkan perhatian publik tidak hanya berhenti di situ. Unggahan di akun Instagram @banjari_zamannow yang menunjukkan Ibnu sedang memegang pengeras suara mendapatkan 47 ribu like dan 643 komentar. Sementara itu, di akun TikTok @baihaqinjruull, video Ibnu yang melantunkan selawat telah ditonton sebanyak 293,3 ribu kali dan disukai oleh 20,1 ribu pengguna.
Kehidupan di Mojokerto
Ibnu bercerita bahwa dia pindah ke Mojokerto sebagai akibat dari kerusuhan yang terjadi di Ambon pada tahun 1999. Saat itu, Ibnu diasuh oleh pamannya dan memutuskan untuk kembali ke Jawa untuk menghindari konflik yang sedang terjadi. Sejak berusia empat bulan, Ibnu telah menetap di Jawa. Ibnu memiliki alasan tersendiri mengapa dia begitu tertarik pada seni hadrah Al Banjari. Ia mengungkapkan bahwa minatnya terhadap seni hadrah ini muncul sejak dia duduk di kelas 4 SD. Ketertarikannya yang mendalam pada seni hadrah Al Banjari membuatnya memutuskan untuk hidup di pondok pesantren. Sebagai alumni pondok pesantren Al Ghozalie di Mojogeneng, Kabupaten Mojokerto, Ibnu telah mengukir jejaknya dalam dunia seni hadrah.
Kemunculan Ibnu Mukti Wijaya sebagai remaja dengan perawakan Eropa yang mahir berbahasa Jawa telah menarik perhatian banyak orang. Keberhasilannya menjadi viral di media sosial adalah bukti akan daya tarik yang dimilikinya. Melalui kemampuannya dalam berbahasa Jawa yang halus dan penampilannya yang menyerupai Erling Haaland, Ibnu telah mencuri perhatian publik. Kisah hidupnya yang penuh dengan keberagaman budaya dan akar yang kuat menambah nilai menarik dari sosok Ibnu. Semoga Ibnu dapat terus mengembangkan bakat dan potensi yang dimilikinya serta memberikan inspirasi bagi banyak orang.