Konsep dan Ruang Lingkup Sejarah Beserta Contoh Aplikasinya – Sejarah adalah sebuah peristiwa masa lampau yang bisa dijadikan pembelajaran atas kisah yang terjadi.
Baik sebuah cerita positif atau kisah negatif, keberadaan sejarah menjadi sebuah bukti suatu masa tertentu.
Konsep ruang lingkup dalam sejarah dimaknai sebagai wujud kemampuan akal dalam membentuk gambaran baru yang bersifat abstrak atau tidak nyata berdasarkan data tertentu atau dengan memahami sebuah kajian yang ada.
Bagaimana pembagian ruang lingkup mengenai sejarah? Simak ulasannya berikut ini.
4 Ruang Lingkup Sejarah Lengkap dengan Contohnya
Sejarah sebagai Sebuah Peristiwa (history as event)
Sejarah dapat dikatakan sebagai peristiwa ketika hal tersebut menyangkut sebuah kejadian penting, nyata, dan aktual. Sejarah ini telah terjadi di masa lalu sebagai peristiwa yang bisa dijadikan pembelajaran.
Poin penting dalam ruang lingkup sejarah sebagai sebuah peristiwa adalah kebenaran kejadian yang terjadi di masa lampau.
Ruang lingkup sejarah dikatakan sebagai peristiwa ketika seluruh kejadian memiliki hubungan sebab akibat hingga masa kini dalam konteks waktu, pelaku, dan tempat yang ada.
Dengan demikian, adanya fakta sejarah yang bisa dijadikan bukti menjadi sebuah patokan lain yang mendasarinya. Contoh sejarah sebagai peristiwa yang terjadi di Indonesia sebagai berikut.
- Pertempuran 10 November
- Pertempuran Medan Area
- Pertempuran Bandung Lautan Api
- Peristiwa G30S/PKI
- Peristiwa Kemerdekaan Indonesia
- Penurunan Presiden Soeharto tahun 1998
Sejarah sebagai Kisah (history as narrative)
Ruang lingkup dalam sejarah yang kedua adalah sejarah sebagai kisah. Sejarah juga bisa berasal dari cerita berupa narasi yang tersusun atas ingatan, tafsiran manusia, maupun kesan dari kejadian di masa yang telah lalu. Kisah yang tersaji dapat berupa cerita lisan maupun tulisan.
Salah satu contoh sejarah sebagai kisah adalah sebagai berikut:
- Legenda Jaka Tarub
- Kisah Ken Arok membangun Singosari
- Kisah Nyai Roro Kidul dengan setting kerajaan Mataram Yogyakarta
- Kisah Abu Nawas yang hidup semasa Raja Harun ArRasyid
- Kisah Ki Ageng Selo yang dapat menangkap petir
- Legenda
Sejarah sebagai Sebuah Ilmu (history as science)
Ruang lingkup sejarah yang ketiga adalah sejarah sebagai ilmu. Konsep satu ini menjadi salah satu ruang lingkup terpenting dari sejarah.
Hal ini dapat dijadikan sebuah acuan tentang sebuah ilmu pengetahuan yang terjadi dalam masyarakat.
Sejarah tersebut disusun secara sistematis mengikuti rujukan metode kajian ilmiah, kemudian dielaborasikan menjadi pemikiran rasional yang bersifat objektif demi mendapatkan fakta.
Sejarah sebagai ilmu pengetahuan harus memiliki beberapa syarat ilmiah. Apa saja?
Fakta Empiris
Empiris berasal dari bahasa Yunani yaitu empeiria yang berarti pengalaman. Sebenarnya sejarah juga bergantung pada pengalaman manusia.
Pengalaman tersebut direkam dan didokumentasikan bersamaan dengan peninggalan sejarah lainnya. setelahnya sejarawan akan melakukan kroscek untuk menemukan sebuah fakta baru.
Fakta tentang Objek
Objek dari penulisan sejarah merupakan sebuah perubahan atau perkembangan aktivitas yang dilakukan oleh manusia secara global.
Dikarenakan objek tersebut berkaitan dengan manusia, maka ilmu sejarah dikategorikan dalam ranah ilmu humaniora.
Sesuai dengan Teori Umum
Sejarah harus memiliki teori jika ingin dirujuk menjadi sebuah filsafat sejarah kritis.
Basic ruang lingkup sejarah sebagai pengetahuan, harus bisa dibuktikan berdasarkan fakta kejadian, sehingga bisa berkesinambungan dengan perkembangan ilmu, dan dapat menjadi sebuah dinamika yang bisa dipelajari untuk generasi di masa yang akan datang.
Generalisasi atau kesimpulan umum
Sejarah sebagai ilmu harus berdasar pada kesimpulan-kesimpulan umum. Hal ini akan menjadi sebuah pola atau kecenderungan kisah yang diangkat dari sebuah kejadian tertentu.
Meskipun demikian, kesimpulan sejarah juga harus bisa dikoreksi dan dibenarkan berdasarkan bukti yang terkait.
Mengacu pada Metode Ilmiah
Metode ilmiah yang dimaksud yakni cara pembelajaran yang berkaitan dengan penentuan tema, heuristik (pencarian sumber), verifikasi (kritik sumber), interpretasi (penafsiarn sumber), dan hisotiografi (penulisan sejarah).
Dengan demikian, semua data harus valid agar bisa dipertanggungjawabkan secara ilmiah.
Sejarah sebagai Sebuah Seni (history as arts)
Ruang lingkup sejarah yang keempat yakni sejarah sebagai seni. Hal ini dimasukkan dalam ruang lingkup sejarah, karena pada dasarnya sejarah juga memiliki nilai estetika, tak hanya berupa nilai etika dan logika saja.
Mengacu pada hal ini, sejarah dianggap sebagai sebuah kisah yang memerlukan intuisi, imajinasi, emosi, dan gaya bahasa yang berkaitan dengan karya seni sejarah itu sendiri. Sangat menarik bukan?
Konstruksi atau gambaran para sejarawan terhadap sebuah kejadian tertentu di masa lalu tentu tidak bisa disamaratakan dengan peristiwa yang sebenarnya, karena semua hal yang disampaikan hanya berdasarkan tambahan data empiris.
Hal ini membutuhkan daya imajinatif sejarawan dalam merangkai kata menjadi fakta sejarah yang bisa dinikmati hingga kini.
Oleh karenanya, tidak mengherankan bila sejarawan tak ubahnya seperti sastrawan yang memiliki pijar emosi tersendiri dalam menyatakan perasaannya terhadap objek tertentu agar para pembaca bisa merasakan keterlibatan secara langsung dengan peristiwa sejarah yang disampaikan baik secara lisan maupun tulisan.
Contoh ruang lingkup sejarah sebagai seni dapat dilihat pada seni pahat di sebuah candi, patung-patung dalam situs sejarah tertentu, relief dalam batu candi, wayang kulit, hingga sentuhan tarian daerah yang telah berkembang dalam masyarakat. Dari sana akan terlihat pesan tersirat tentang suatu peristiwa masa lampau.
Dengan berbagai penjelasan dalam ruang lingkup sejarah tersebut, diharapkan mampu menjadi panduan masyarakat.
Pada dasarnya, sebuah sejarah tidak akan bermakna tanpa adanya unsur-unsur lainnya yang mengikuti.
Unsur ruang, waktu, dan manusia juga berperan penting tentang adanya sebuah kejadian yang tersemat sebagai jalinan sejarah.
Dengan adanya sejarah, maka manusia pada generasi selanjutnya bisa mengambil pelajaran berharga dari data peninggalan yang terjadi.