Belajar tentang Sejarah Pramuka Indonesia dan Dunia – Bagi semua orang yang pernah bersekolah, pasti mengenal kegiatan pramuka. Salah satu jenis kegiatan yang dijadikan kegiatan ekstrakulikuler wajib di sekolah dasar dan ekstrakulikuler pilihan di sekolah menengah.
Dalam kegiatan pandu ini, seluruh siswa yang tergabung akan diajarkan keterampilan hidup di alam terbuka, baris berbaris serta menempa diri menjadi manusia yang lebih baik.
Jika sudah membicarakan tentang pramuka, maka tidak bisa dipisahkan dari nama Lord Baden Powell yang dikenal sebagai Bapak Pandu Dunia. Pramuka sendiri tidak hanya dilaksanakan di Indonesia.
Banyak negara lain yang menyelenggarakan kegiatan ini. Sehingga setiap tahunnya ada kegiatan yang dinamakan jamboree di mana seluruh penggiat pramuka berkumpul bersama.
Pengertian Pramuka
Sebelum menggali sejarah pramuka Indonesia dan dunia, ada baiknya mengerti dulu apa itu pramuka. Pramuka merupakan singkatan dari Praja Muda Karana.
Baca juga : Dasa Darma Pramuka
Ini merupakan sebuah organisasi atau gerakan kepanduan yang menjadi wadah atau tempat untuk mendapatkan pendidikan kepramukaan di Indonesia. Secara global, gerakan ini disebut sebagai Scout yang berarti Kepanduan.
Dalam keanggotaan pramuka ada empat golongan yang dikelompokkan berdasarkan umur. Ada anggota pramuka siaga (7-10 tahun), penggalang (11-15 tahun), penegak (16-20 tahun) dan pandega (21-25 tahun).
Sedangkan untuk kelompok pramuka yang lain, yang biasa bertugas di kepengurusan, adalah Pembina, Andalan, Korps Pelatih, Pamong Saka, Staf Kwartir dan Majelis Pembimbing.
Untuk bisa bergabung menjadi anggota pramuka, seseorang harus dilantik terlebih dahulu dengan mengucapkan janji (satya) pramuka yang berjumlah tiga poin. Janji ini kemudian dikenal dengan trisatya.
Setelah menjadi anggota, seorang pramuka atau scout boy harus menjalankan sepuluh dharma pramuka yang dikenal dengan sebutan dasadharma.
Sejarah Berdirinya Pramuka
Awal mula berdirinya gerakan pramuka berasal dari orang Inggris yang bernama Robert Baden Powell. Dulunya dia adalah seorang tentara yang berperang membela negaranya.
Saat dia kembali ke kampung halamannya pada tahun 1907, dia menemukan bahwa bukunya yang ditulis selama menjadi tentara, yang berjudul Aids to Scouting, ternyata laris di pasaran dan bahkan digunakan oleh para guru dan organisasi pemuda.
Lord Baden Powell memutuskan untuk menulis ulang buku ini agar sesuai dengan pembaca dari kalangan remaja. Namun sebelum melaksanakan niatannya, beliau melakukan uji coba idenya dengan mengadakan perkemahan.
Perkemakan ini dilakukan bersama 22 anak laki-laki dengan latar belakang yang berbeda di pulau Brownsea Inggris pada tanggal 25 Juli 1907. Sejarah pramuka Indonesia dan dunia pun dimulai dari kegiatan sederhana ini.
Para remaja kemudian membentuk scout troop secara spontan dan gerakan Pramuka ini berdiri tanpa sengaja. Awalnya gerakan ini hanya muncul di tingkat nasional negara Inggris saja. Namun perlahan berubah menjadi gerakan internasional.
Perkembangan ini tumbuh seiring dengan berkembangnya Boys’ Brigade yang didirikan oleh Sir William Alexander Smith.
Pada tahun 1908, pertemuan seluruh pramuka yang pertama dilakukan di Crystal Palace. Di tempat dan tahun ini, Baden Powell menemukan gerakan Pandu Puteri yang pertama.
Sedangkan Pandu Puteri asuhan Baden Powell didirikan pada tahun 1910 di bawah pengawasan saudarinya, Agnes Baden Powell. Pada tahun 1910 juga akhirnya Baden Powell resmi berhenti jadi tentara dan melanjutkan untuk memajukan gerakan pramuka.
Sejarah Pramuka Dunia
Setelah berhasil dengan uji cobanya, Lord Baden Powell menulis buku panduan scouting sebanyak 6 jilid di tahun 1908. Buku ini benar-benar memberi pengaruh besarkepada para pemuda di dunia.
Setelah berhasil mendirikan boy scout dan girls guide (sebutan untuk pramuka perempuan), tahun 1916 kemudian didirikan organisasi pramuka untuk usia siaga.
Nama organisasi pramuka untuk anak-anak ini adalah Cub yang berarti anak serigala.
Dua tahun kemudian, tepatnya tahun 1918, Rover Scout didirikan. Satuan pramuka ini dibuat untuk menampung anak-anak berusia remaja sekitar usia 17 tahun.
Sebelum mendirikan kedua organisasi kepramukaan ini, pada tahun 1912, Baden Powell sempat melakukan perjalanan ke New York dalam rangka lawatan pramuka dunia yang pertama.
Hingga akhirnya pada tahun 1920, tepatnya pada tanggal 8 Agustus, salah satu sejarah pramuka dunia berlangsung. Di tahun ini jambore pertama dunia berlangsung.
Acara ini diadakan di Olympus Hall, London, Inggris. Jambore diikuti oleh 34 negara dengan jumlah peserta mencapai 800 orang.
Pada acara inilah akhirnya Lord Baden Powell dinobatkan sebagai Bapak Pandu Sedunia (Chief Scout of the World).
Di tahun yang sama, Dewan Internasional Organisasi Kepramukaan dibentuk. Organisasi ini beranggotan sembilan orang dan London dijadikan sebagai pusat kantor kesekretariatan pramuka dunia.
Kantornya kemudian dipindahkan ke Ottawa, Kanada pada tahun 1958. Namun berpindah kembali ke Genewa, Swiss pada tahun 1968 hingga saat ini.
Sejarah Pramuka Indonesia
Sejarah pramuka Indonesia bisa dikatakan hampir sama tuanya dengan sejarah kepramukaan di dunia. Gerakan pramuka nasional Indonesia sudah mulai ada semenjak tahun 1912 di mana pada saat itu Belanda masih berkuasa. Oleh sebab itu, tidak heran akhirnya periodisasi kepramukaan di Indonesia terbagi ke dalam tiga masa, yaitu masa Hindia Belanda, masa Perang Dunia II dan masa setelah Indonesia meredeka.
Gagasan kepramukaan sendiri awalnya dibawa oleh orang-orang Belanda yang datang ke bumi nusantara. Di tempat asalnya, Belanda telah mendirikan kepramukaan bernama Padvinder.
Pengaruh ini kemudian memunculkan dua organisasi kepramukaan di dalam negeri dengan membuka cabang Nederlandsche Padvinders Organisatie (NPO) pada tahun 1912.
Organisasi ini kemudian berganti nama menjadi Nederlands-Indische Padvinders Veerniging (NIPV) pada tahun 1916.
Di tahun yang sama, organisasi kepemudaan bentukan bangsa Indonesia yang pertama terbentuk. Organisasi tersebut diberi nama Javaansche Padvinders Organisatie (JPO) yang didirikan oleh S.P. Mangkunegara VII.
Munculnya organisasi kepemudaan ini tidak berhenti di sana. Beberapa organisasi lainnya bermunculan, baik yang memiliki nilai keagamaan, nasionalisme dan perjuangan.
Sejarah pramuka di Indonesia mencatat ada kurang lebih lima organisasi lain yang terbentuk.
Misalnya saja Padvinder Muhammadiyah milik organisasi keagamaan Muhammadiyah yang bermarkas di Yogyakarta. Nama ini kemudian berganti menjadi Hizbul Wathan (HW) pada tahun 1920.
Kemudian ada nationale Padvinderij yang didirikan oleh Budi Utomo yang juga merupakan organisasi kepemudaan.
Selanjutnya ada Syarikat Islam Afdeling Padvinderij (SIAP) yang didirikan Syarikat Islam.
Lalu Nationale Islamietische Padvinderij (NATIPIJ) yang dibuat oleh Jong Islamieten Bond.
Terakhir adalah INPO atau Indonesische Nationale Padvinderij Organisatie yang merupakan hasil penyatuan dari Nationale Padvinderij Organisatie (NPO) dan Jong Indonesische Padvinderij Organisatie (JIPO).
Karena saking banyaknya organisasi kepanduan, maka pada 23 Mei 1928, dibentuklah Persaudaraan Antara Pandu Indonesia (PAPI).
Pada tahun 1930, PAPI bersatu menjadi KBI atau Kepanduang Bangsa Indonesia yang dirintis oleh tokoh-tokoh organisasi lain selain yang mendirikan kepanduan tersebut.
Pada tahun 1938, PAPI kemudian berkembang menjadi Badan Pusat Persaudaraan Kepanduan Indonesia (BPPKI).
Pada tahun 1928-1935, bisa dikatakan perkembangan kepramukaan tengah maju pesat. Berbagai kepanduan dari berbagai organisasi semakin bermunculan.
Untuk menggalang persatuan dan kesatuan, BPPKI akhirnya menggagas ide untuk melakukan All Indonesian Jamboree. Dalam prosesnya, kegiatan ini beberapa kali mengalami perubahan.
Hingga kini, kegiatan Jambore Nasional telah dilaksanakan 10 kali. Berikut ini daftar lengkap Jamnas yang pernah dilaksanakan:
- Jambore Nasional ke-1 1973: Situ Baru, Jakarta
- Jambore Nasional ke-2 1977: Sibolangit, Sumatera Utara
- Jambore Nasional ke-3 1981: Cibubur, Jakarta
- Jambore Nasional ke-4 1986: Cibubur, Jakarta
- Jambore Nasional ke-5 1991: Cibubur, Jakarta
- Jambore Nasional ke-6 1996: Cibubur, Jakarta
- Jambore Nasional ke-7 2001: Baturaden Jawa Tengah
- Jambore Nasional ke-8 2006: Jatinangor, Jawa Barat
- Jambore Nasional ke-9 2011: Danau Teluk Gelam Ogan Ilir Sumatera Selatan
- Jambore Nasional ke-10 2016: Cibubur, Jakarta.
Begitu juga dengan namanya. Nama resmi kegiatan ini adalah “Perkemahan Kepanduan Indonesia Oemoem” yang disingkat menjadi PERKINO. Acara ini dilaksanakan pada tanggal 19-23 Juli 1941 di Yogyakarta.
Sejarah pramuka di Indonesia berlanjut ke masa Perang Dunia II. Pada masa ini bisa dikatakan adalah masa-masa yang sulit. Banyak kegiatan organisasi dan partai dilarang untuk dijalankan.
Begitu juga dengan kegiatan pandu yang sudah berkembang cukup besar. Meskipun ada larangan, PERKINO II tetap dijalankan.
Justru larangan ini membuat semangat di dalam diri masyarakat Indonesia semakin menyala hingga akhirnya memperkuat persatuan dan kesatuan.
Masa kepramukaan yang ketiga dimulai setelah deklarasi kemerdekaan dilakukan. Sebulan setelah proklamasi, beberapa tokoh kepanduan berkumpul di Yogyakarta.
Dalam pertemuan ini mereka bermufakat untuk membentuk Panitia Kesatuan Kepanduan Indonesia. Hingga kemudian diadakanlah Kongres Kesatuan Kepanduan Indonesia padatanggal 2-29 Desember 1945 di Surakarta.
Dalam kongres ini dibentuk “Janji Ikatan Sakti” dan Pandu Rakyat Indonesia sebagai satu-satunya organisasi kepanduan Indonesia yang diakui melalui keputusan Menteri Pendidikan, Pengajaran dan Kebudayaan pada tanggal 1 Februari 1947.
Namun keputusan itu teranulir karena adanya larangan Belanda atas kepanduan. Kejadian ini memunculkan Kepanduan Putera Indonesia (KPI), Pandu Puteri Indonesia (PPI) dan juga Kepanduan Indonesia Muda (KIM).
Setelah melewati masa-masa sulit, pada tanggal 20-22 Januari 1950, Kongres II Pandu Rakyat Indonesia dilaksanakan di Yogyakarta.
Dalam kongres ini memutuskan beberapa konsep baru seperti memberikan kesempatan khusus bagi golongan tertentu untuk menghidupkan kembali organisasi masing-masing.
Dalam kongres ini juga dinyatakan bahwa Pandu Rakyat Indonesia bukan lagi satu-satunya wadah kepanduan di negeri ini dan ketentuannya dicabut pada 6 September 1951.
Setelah PRI dibubarkan, pada tanggal 16 September1951 IPINDO (Ikatan Pandu Indonesia) terbentuk. Pada tahun 1953 IPINDO berhasil menjadi salah satu anggota kepanduan dunia.
Sedangkan untuk Pramuka sendiri terlahir pada tahun 1961, tepatnya 14 Agustus 1961. Munculnya pramuka sendiri sebagai reaksi atas semakin banyaknya kepanduan di Indonesia.
Selain membentuk pramuka, dalam acara ini juga dilakukan pelantikan mulai dari Mapinas, Kwarnas dan Kwarnari. Hamengku Bowono IX kemudian ditunjuk sebagai Ketua Pramuka yang pertama.
Demikianlah sedikit sejarah pramuka Indonesia dan dunia. Dengan mengetahui sedikit sejarah mengenai gerakan kepanduan ini maka akan semakin meningkatkan kecintaan akan gerakan pramuka serta ajarannya.