Sebagai masyarakat Indonesia, selayaknya kita berbangga karena tanah air kita kita kaya dengan peninggalan sejarah. Di hampir setiap daerah di negara ini dapat ditemukan artefak dari masa lampau.
Ada berbagai jenis bukti sejarah yang terdapat di Indonesia. Salah satunya adalah peninggalan dari zaman manusia purba. Banyak jenis manusia purba yang ditemukan di Indonesia, termasuk Homo Wajakensis.
Homo Wajakensis bisa dibilang manusia purba pertama yang mendekati evolusi sempurna. Hal ini dikarenakan Homo Wajakensis memiliki ciri-ciri yang lebih menyerupai manusia sekarang daripada manusia prasejarah lainnya.
Apa saja ciri-ciri tersebut? Di bawah ini akan dibahas sejarah penemuan Homo Wajakensis beserta sifat-sifat yang membedakannya dari manusia purba lainnya dan manusia sekarang.
Pengertian Manusia Purba
Manusia purba atau manusia prasejarah adalah jenis manusia yang hidup pada zaman purbakala. Zaman purbakala adalah periode sebelum adanya aksara. Para ahli sejarah memperkirakan bahwa manusia prasejarah mulai menghuni bumi sejak 4 juta tahun silam.
Manusia purba sangat berbeda dengan manusia masa kini. Tubuh manusia purba lebih besar dan mirip primata dibandingkan dengan manusia modern. Volume otaknya juga lebih besar, walaupun kemampuan berpikir manusia modern jauh lebih maju.
Cara hidup manusia purba sangat sederhana sehingga disebut primitif. Terdapat banyak manusia purba yang ditemukan di Indonesia, sehingga banyak cendekiawan dari luar negeri datang untuk mengadakan penelitian di negara ini.
Bukti keberadaan manusia purba di Indonesia dapat dilihat dari dua tipe peninggalan. Yang pertama adalah peninggalan artefak berupa peralatan yang digunakan oleh manusia purba dalam kehidupan sehari-hari. Yang kedua adalah sisa-sisa tulang manusia purba yang telah menjadi fosil.
Jenis-jenis fosil manusia purba yang ada di Indonesia mencakup genus Meganthropus, Pithecanthropus, dan Homo. Meganthropus adalah yang paling tua, sedangkan homo adalah yang ciri-cirinya paling mendekati manusia modern.
Salah satu fosil manusia purba yang ditemukan adalah Homo Wajakensis. Spesies ini adalah salah satu yang paling muda dibandingkan manusia prasejarah lain.
Sejarah Penemuan Homo Wajakensis
Fosil Homo Wajakensis pertama kali ditemukan pada tahun 1889 oleh van Riestchoten yang berkebangsaan Belanda. Situs penemuannya terletak di lereng pegunungan di barat laut Campurdarat, Tulungagung, Jawa Timur.
Daerah Campurdarat pada saat itu disebut Wajak. Maka, ahli arkeologi menyebut manusia purba Homo Wajakensis atau manusia yang berasal dari Wajak.
van Riestchoten menemukan fosil tersebut pada lapisan pleistosen atas. Dari lapisan tempatnya ditemukan, dapat diperkirakan bahwa Homo Wajakensis hidup kira-kira 15.000-40.000 tahun sebelum Masehi.
Karakteristiknya menunjukkan bahwa manusia ini sudah cukup maju untuk ukuran manusia prasejarah. Penemuan van Riestchoten tersebut adalah penemuan besar yang pertama di daerah Hindia Belanda saat itu.
Mendengar kabar tersebut, seorang peneliti bernama Eugene Dubois yang juga berasal dari Belanda menjadi tertarik kepada Homo Wajakensis. Setahun kemudian, pada 1890, tim yang dipimpin Dubois menemukan fosil Homo Wajakensis kedua.
Fosil tersebut merupakan yang terdiri dari potongan tengkorak, tulang leher, rahang atas dan bawah, tulang kering, dan tulang paha. digali di lokasi yang jaraknya masih berdekatan dengan situs pertama. Saat ini, fragmen-fragmen tersebut disimpan di Museum Wajakensis di Tulungagung.
Jika dibandingkan, struktur tengkorak Homo Wajakensis sangat berlainan dengan struktur tengkorak milik penduduk asli Indonesia. Manusia purba ini mempunyai persamaan bentuk rahang atas dan rahang bawah dengan manusia purba ras Australoid yang tinggal di daerah Papua dan Australia.
Dapat disimpulkan bahwa mereka memiliki nenek moyang yang sama dengan orang-orang Aborigin Australia. Para ahli juga memperkirakan bahwa mereka berasal dari wilayah Australia.
Homo Wajakensis termasuk dalam genus Homo. Genus tersebut adalah yang paling muda dan dibandingkan dengan manusia purba lainnya yang ditemukan di Indonesia.
Genus Homo sangat berbeda dalam segi penampilan dan kemampuan berpikir dibandingkan dengan Pithecanthropus.
Pithecanthropus adalah sebuah genus yang lebih tua dan memiliki karakteristik fisik berupa tubuh berbulu mirip kera dan belum mampu berdiri tegak. Sedangkan Genus Homo terdiri dari manusia-manusia yang berdiri tegak dan mempunyai akal dan kecerdasan yang lebih maju.
Tidak hanya itu, ilmuwan mengelompokkan Homo Wajakensis sebagai sebuah subspesies dari Homo Sapiens. Maka, Homo Wajakensis sudah satu spesies dengan manusia modern, yang disebut Homo Sapiens subspecies Sapiens dalam bahasa ilmiah.
Ada pula ilmuwan yang berpendapat bahwa Homo Wajakensis sebetulnya sama dengan manusia purba lain yang ditemukan di Jawa yaitu Homo Soloensis atau manusia Solo.
Keduanya memang berasal dari kala Pleistosen Tinggi. Oleh karena itu, fitur bentuk tubuh mereka sudah memiliki kemiripan dengan manusia sekarang.
Ciri-ciri Homo Wajakensis
Secara keseluruhan, Homo Wajakensis jauh lebih mirip dengan manusia masa kini dibandingkan dengan spesies manusia prasejarah dari genus lainnya. Maka, Homo Wajakensis dianggap sebagai salah satu manusia purba yang paling mendekati evolusi sempurna.
Tetapi, Homo Wajakensis memiliki beberapa fitur khas yang membedakannya dari manusia modern. Berikut adalah ciri-ciri tersebut.
- Pertama, bentuk muka spesies manusia ini mendatar dan lebar, dengan bentuk dahi yang menjorok ke dalam. Selain itu, dahinya juga sedikit miring. Sedangkan di atas mata terdapat tulang alis yang membujur dan kentara.
- Bentuk akar hidung Homo Wajakensis juga lebar seperti bentuk wajahnya. Di antara hidung dan bagian mulut yang menonjol terdapat jarak yang cukup jauh. Sedangkan bagian pipinya menonjol ke samping. Bisa dibilang dalam hal fitur wajah, Homo Wajakensis masih memiliki kemiripan dengan kera.
- Bentuk badan Homo Wajakensis juga agak menyerupai kera. Akan tetapi, manusia purba ini sudah dapat berdiri dan berjalan dengan tegak, tidak seperti primata.
- Otot dan tulangnya besar, lebih besar daripada manusia modern. Tinggi badannya antara 130-210 cm dengan berat badan dalam kisaran 30-150 kg.
- Seperti manusia dari genus Homo pada umumnya, Homo Wajakensis mempunyai cara berpikir yang lebih maju jika dibandingkan dengan spesies-spesies pendahulunya.
- Manusia purba ini memiliki kapasitas otak sekitar 1300 cc dengan volume otak berkisar 1350-1450 cc. Volumenya kira-kira sama dengan manusia masa kini, walaupun kemampuan berpikir manusia modern jauh lebih kompleks.
- Homo Wajakensis merupakan spesies pemburu. Mereka berburu mangsa dengan peralatan primitif yang terbuat dari tulang dan batu. Tetapi, mereka tidak lagi makan makanan mentah.
Penelitian menunjukkan bahwa Homo Wajakensis hanya memakan makanan yang sudah dimasak. Cara memasaknya memang masih sangat sederhana.
Baca juga : Pithecanthropus Mojokertensis
Namun, hal ini menunjukkan keunggulan kemampuan berpikir manusia purba ini di atas manusia purba yang lebih tua.
Klasifikasi ilmiah Homo Wajakensis
Ilmuwan menggolongkan Homo Wajakensis dalam genus Homo, yaitu genus manusia yang paling maju dalam segi perkembangan. Homo Wajakensis juga termasuk subspesies dari Homo Sapiens.
- Kingdom : Animalia
- Filum : Chordata
- Kelas : Mammalia
- Ordo : Primata
- Sub Ordo : Haplorhini
- Famili : Hominidae
- Sub Famili : Homininae
- Bangsa : Hominini
- Genus : Homo
- Spesies : Homo Sapiens
- Subspesies : Homo Wajakensis
Itu dia sejarah penemuan Homo Wajakensis beserta ciri-cirinya lengkap yang kami ulas untuk anda. Jika bermanfaat jangan lupa untuk share ke sosial media ok.