Kapak Perimbas: Pengertian, Sejarah, dan Fungsi [Lengkap]

Kapak Perimbas

Pengertian, Sejarah, dan Fungsi Kapak Perimbas! Kapak adalah sebuah alat yang digunakan untuk memotong kayu, menebang pepohonan, bahkan bisa digunakan sebagai alat peperangan. Kapak ini terbuat dari batu atau logam yang diikat dengan sebilah kayu sebagai pegangan.

Dalam perkembangannya, kapak ini sudah ada sejak zaman paleolitikum atau pada zaman batu di masa praaksara. Pada masa-masa zaman batu ini banyak jenis kapak yang bermunculan. Salah satunya adalah kapak yang terbuat dari batu yang disebut dengan perimbas.

Kapak Perimbas

Kapak Perimbas

Kapak perimbas adalah salah satu kapak yang muncul sejak zaman batu. Kapak ini terbuat dari batu yang hanya memiliki satu sisi mata yang sangay tajam. Uniknya, kapak ini tidak memiliki gagang seperti kapak sekarang. Jadi, manusia pada masa ini langsung memegang kapak di ujung batunya.

Secara karakteristik, kapak ini masih memiliki tekstur dan permukaan kapak yang sangat kasar sehingga kapak ini bisa digunakan untuk memotong daging dan hal-hal sejenisnya. Bahkan manusia pada masa ini menggunakannya untuk berburu dan mengumpulkan makanan.

Baca juga: Punden Berundak

Kapak perimbas ini banyak ditemukan di Indonesia, seperti Sumatra Selatan, Bali, Flores, Pacitan, Lampung, dan masih banyak tempat lain yang menemukan kapak ini. Hal ini membuktikan bahwa di wilayah Negara Indonesia eksistensi perimbas cukup tinggi.

Sejarah Perkembangan di Dunia

fungsi kapak perimbas

Zaman Batu adalah zaman yang terjadi dalam periode 2,6 sampai 1,7 juta tahun yang lalu. Pada zaman ini, masyarakat sudah pintar memanfaatkan batu untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Hal ini dibuktikan dengan penemuan sejumlah peralatan rumah tangga di wilayah Eropa, Asia Timur, Afrika, dan Timur Tengah.

Sejarah Perkembangan di Indonesia

ciri-ciri kapak perimbas

Selain di dunia, perkembangan kapak perimbas ini juga terjadi di wilayah Indonesia. Di Indonesia sendiri, penelitian ini dimulai pada tahun 1935 oleh Koeningsswald yang melakukan penelitian di wilayah Punung yang berada di Pacitan, Jawa Timur.

Koeningsswald Memiliki pendapat bahwa temuannya sama seperti temuan di Eropa di awal zaman batu.

Kapak yang ditemukan di Pacitan ini menjadi awal dari penelitian sesungguhnya dari perkembangan artefak batu di daerah Nusantara.

Beberapa tempat ditemukannya kapak batu ini antara lain Kalianda di Lampung, Awal Bangkal di Kalimantan Selatan, Sembira dan Trunyan di Bali, dan Nusa Tenggara Timur.

Walaupun banyak tempat yang menemukan kapak ini, ada satu tempat yang paling banyak menemukan kapak perimbas ini, yaitu di Pacitan, Jawa Timur.

Baca juga: Pithecanthropus Mojokertensis

Bahkan saking banyak dan bermacam-macam bentuknya, Heekeren membagi kapak ini menjadi beberapa tipe, yaituntipe setrika, kura-kura, dan serut samping.

spesifikasi kapak perimbas

Tipe setrika adalah tipe kapak yang memiliki bentuk menyerupai sebuah setrika. Tipe ini memiliki bentuk penampang yang cembung dan penyerpihan yang sangat tegas.

Sedangkan tipe kura-kura adalah tipe kapak ini memiliki penampang yang membulat dan meninggi pada bagian atasnya seperti kura-kura.

Tipe terakhir adalah tipe serut samping. Tipe kapak perimbas yang satu ini sedikit berbeda dengan dua tipe di atas. Tipe ini memiliki salah satu sisi yang tajam. Selain itu, bentuk permukaan yang dimiliki tipe ini juga tidak teratur.

Penggunaan Kapak Perimbas

fungsi kapak perimbas dan kapak genggam

Berdasarkan hasil penelitian, penggunaan kapak ini dimulai sejak masa berburu, masa meramu dan mengumpulkan makanan, bercocok tanam, sampai masa perundagian.

Dengan begitu, penggunaan kapak ini sangat mengikuti perkembangan manusia pada zaman paleolitikum atau zaman batu.

Pada masa berburu, kapak perimbas digunakan untuk berburu mangsa agar bisa dimakan oleh semua manusia pada masanya.

Beberapa jenis manusia yang mendukung peradaban ini adalah Megantropus Paleojavanicus, Pithecantropus Erectus, Homo Soloensis, Wajakensis, Homo Erectus, bahkan hingga Homo Sapiens.

Pada masa ini, kapak yang diberi nama perimbas ini berfungsi untuk berburu dan memotong-motong daging hasil buruan.

Bukan hanya binatang darat, manusia praaksara juga menggunakan kapak batu ini untuk berburu ikan di sungai. Jadi, kapak yang satu ini sangat penting untuk ambil bagian dalam membantu kehidupan sehari-hari.

Proses Pembuatan Kapak Perimbas

kapak perimbas pada zaman

Pada zaman batu, kapak perimbas dibuat dengan menggunakan dua batu yang berguna untuk mempertajam dan memotong serta membelah hati batu. Nantinya, salah satu sisi batu akan dibuat tajam, sedangkan sisi lainnya dibuat natural sebagai pegangan agar kapak lebih mudah dipegang.

Jenis batu yang digunakan untuk membuat kapak ini juga beragam. Jenis batu yang sering digunakan antara lain batu kuarsa, basal, obsidian, batu rinjiang dan kuarsit. Penggunaan batu ini berdasarkan batu yang mudah ditemukan pada masa itu.

Fungsi Kapak Perimbas Dalam Kehidupan Praaksara

di indonesia kapak perimbas banyak ditemukan di daerah

Dalam penentuan fungsi kapak perimbas, belum ada fungsi-fungsi yang pasti. Tetapi, beberapa pakar mengambil kesimpulan dari berdasarkan hasil penelitian dan teori yang digunakan. Berikut adalah beberapa fungsinya.

1. Memotong dan Menumbuk

Masih sesuai dengan namanya, kapak digunakan untuk melakukan pemotongan dan penumbukan. Pada masa berburu dan meramu, kapak ini digunakan untuk berburu dan memotong dan menyayat daging hasil buruannya untuk dibagikan dan dikonsumsi oleh masyarakat praaksara pada masa itu.

Selain itu, kapak perimbas ini juga digunakan untuk menumbuk kacang dan pepohonan untuk mendapatkan seratnya. Serat-serat ini nantinya akan dikumpulkan menjadi satu dan digunakan sebagai pakaian.

2. Membantu Kehidupan Manusia yang Bersifat Nomaden

Pada zaman batu, kehidupan manusia masih memiliki sifat nomaden, atau berpindah dari satu tempat ke tempat yang lain untuk tinggal.

Pada masa ini, kehidupan praaksara sangat bergantung pada kondisi alam. Dengan adanya kapak ini, manusia praaksara bisa melanjutkan perburuan ke tempat lain sesuai dengan kebudayaan mereka.

3. Teori L. Binfors

Seorang pakar bernama L. Binfors mengusulkan sebuah teori yang mengatakan bahwa manusia praaksara tidak berburu hewan, melainkan mengumpulkan sisa-sisa hasil perburuan hewan karnivora di alam liar. Kapak perimbas ini hanya digunakan untuk memotong daging sisa untuk dimakan.

Teori dikemukakan dari bentuk dan karakteristik kapak yang sangat tidak mungkin untuk melakukan perburuan. Walaupun kapak terbuat dari batu yang tajam, setidaknya memerlukan puluhan orang untuk membunuh dan memburu satu hewan besar secara bersamaan.

4. Teori P. Shipman dan R. Potss

Tidak jauh berbeda dengan L. Binfors. P. Shipman dan R. Potss menemukan bukti bahwa manusia praaksara hanya menggunakan kapak perimbas untuk memulung daging hasil buruan hewan lain. Bukti ini adalah berupa ditemukannya beberapa tulang sisa makanan yang memiliki sebuah tanda gigi.

Dengan beberapa pengertian di atas, dapat diambil sebuah kesimpulan bahwa keberadaan kapak ini sangat berpengaruh terhadap berkembangnya kehidupan manusia pada masa-masa zaman batu. Mulai dari kehidupan yang sangat sederhana sampai digunakan untuk membantu aktivitas sehari-hari.

Demikianlah penjelasan mengenai pengertian, sejarah, dan fungsi dari kapak perimbas. Walaupun zaman batu sudah berakhir, bukan berarti teknologi kapak ditinggalkan.

Di zaman yang modern ini juga masib ada beberapa orang yang menggunakan kapak untuk membantu aktivitasnya. Semoga beberapa hal di atas dapat menambah ilmu pengetahuan dan bisa bermanfaat untuk kehidupan sehari-hari.

You May Also Like

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *